Kamis, 02 Oktober 2014

Lemak (Lipid)



I.     PENDAHULUAN
Lemak  disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi. Lemak secara kimiawi tersusun oleh sekelompk senyawa yang berbeda. Dalam bahan makanan lemak dapat terdiri dari dua bentuk, yaitu yang tampak (visible) dan yang tidak tampak (invisible).

Lemak yang tampak misalnya mentega, margarin, minyak goreng dan sebagainya. Lemak yang tidak tampak misalnya yang terdapat dalam berbagai bahan makanan seperti daging, kacang tanah, susu, telur, dan sebagainya. Fungsi dan manfaat lemak sehubungan dengan fungsi lemak sebagai bahan makanan lemak mempunyai peranan yang penting.
Pyke (1977) mengemukakan kandungan asam lemak sangat penting, terutama asam lemak esensial, karena dapat menjadi prekursor pembentukan hormon tertentu seperti prostaglandin. Selain itu juga sebagai penyusun membran yang sangat penting untuk berbagai tugas metabolisme. Lemak juga dapat melarutkan berbagai vitamin, yaitu vitamin A, D, E dan K. Oleh karena itu mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung lemak akan menjamin penyediaan vitamin-vitamin tersebut untuk keperluan tubuh. Lemak dalam tubuh mempunyai peranan yang penting, karena lemak cadangan yang ada dalam tubuh dapat melindungi berbagai organ yang penting, seperti ginjal, hati dan sebagainya, tidak saja sebagai isolator, tetapi juga kerusakan fisik yang mungkin terjadi pada waktu kecelakaan.
Lemak berfungsi sebagai sumber energi yang efisien, sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin, pembentuk struktur jaringan dan sebagainya. Kekurangan lemak dapat menyebabkan kurang gizi, perubahan warna kulit dll. Sedangkan kelebihan lemak dapat menyebabkan obesitas, meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada usia dewasa.
Asam lemak terbagi atas dua jenis, yaitu asam lemak essensial dan asam lemak non essensial. Asam lemak essensial yang merupakan asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh tetapi tidak dapat diproduksi oleh tubuh. Asam lemak essensial diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. Asam lemak non essensial atau asam lemak jenuh adalah asam lemak yang dapat diproduksi oleh tubuh manusia.











II.       PEMBAHASAN
2.1.       Pengertian Lemak
Minyak atau lemak merupkan komponen bahan makanan yang penting. Istilah minyak atau lemak sebenarnya tergantung apakah pada suhu kamar bahan tersebut dalam keadaan cair atau padat. Bila pada suhu kamar dalam keadaan cair, maka disebut minyak, sebaliknya bila dalam keadaan padat disebut lemak. Lipid atau lipida lebih merupakan istilah ilmiah, yang mencakup baik minyak maupun lemak. Dalam pustaka asing, lipida yang kita makan umumnya disebut ditery fat, yang dapat kita terjemahkan lemak pangan. Lemak secara kimiawi tersusun oleh sekelompk senyawa yang berbeda. Dalam bahan makanan lemak dapat terdiri dari dua bentuk, yaitu yang tampak (visible) dan yang tidak tampak (invisible). Lemak yang tampak misalnya mentega, margarin, minyak goreng dan sebagainya. Lemak yang tidak tampak misalnya yang terdapat dalam berbagai bahan makanan seperti daging, kacang tanah, susu, telur, dan sebagainya.
2.2.       Fungsi Lemak
Fungsi lemak umumnya yaitu sebagai sumber energi, bahan baku hormon, membantu transport vitamin yang larut lemak, sebagai bahan insulasi terhadap perubahan suhu, serta pelindung organ-organ tubuh bagian dalam. Sebuah penelitian pernah melaporkan bahwa hewan-hewan percobaan yang tidak mendapatkan jumlah lemak yang cukup dalam makanannya akan mengalami hambatan pertumbuhan, bahkan ada yang berhenti tumbuh dan akhirnya mati. Kurangnya lemak dalam makanan juga akan menyebabkan kulit menjadi kering dan bersisik.
Dalam saluran pencernaan, lemak dan minyak akan lebih lama berada di dalam lambung dibandingkan dengan karbohidrat dan protein, demikian juga proses penyerapan lemak yang lebih lambat dibandingkan unsur lainnya. Oleh karena itu, makanan yang mengandung lemak mampu memberikan rasa kenyang yang lebih lama dibandingkan makanan yang kurang atau tidak mengandung lemak.
Salah satu fungsi lemak memang untuk mensuplai sejumlah energi, dimana satu gram lemak mengandung 9 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya mengandung 4 kalori. Fungsi lain dari lemak adalah untuk membantu absorbsi vitamin yang larut dalam lemak. Selain itu, lemak juga merupakan sumber asam-asam lemak esensial yang tidak dapat dihasilkan tubuh dan harus disuplai dari makanan. Fungsi lemak sebagai bahan baku hormon juga sangat berpengaruh terhadap proses fisiologis di dalam tubuh, contohnya yaitu pembuatan hormon seks.
Lemak tubuh dalam jaringan lemak (jaringan adipose) mempunyai fungsi sebagai insulator untuk membantu tubuh mempertahankan temperaturnya, sedangkan pada wanita dapat memberikan kontur khas feminim seperti jaringan lemak di bagian bokong dan dada. Selain itu, lemak tubuh dalam jaringan lemak juga berperan sebagai bantalan yang melindungi organ-organ seperti bola mata, ginjal, dan organ lainnya.
Fungsi lemak dalam makanan yaitu dapat memberikan rasa gurih, memberikan kualitas renyah (terutama pada makanan yang digoreng), serta memberikan sifat empuk pada kue. Lemak yang terdapat dalam bahan makanan sekitar 90%nya merupakan lemak dalam bentuk trigliserida, sedangkan sisanya 10% adalah dalam bentuk kolesterol dan fosfolipid.
Lemak yang berasal dari produk hewani umumnya mengandung sejumlah besar asam lemak jenuh. Sebaliknya produk makanan nabati, kecuali minyak kelapa, mengandung sejumlah besar asam lemak tidak jenuh berantai panjang. Perlu diketahui, semakin banyak lemak jenuh yang kita konsumsi, maka akan semakin tinggi pula kadar kolesterol dalam darah kita.
2.3.       Asam Lemak
Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang berantai panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak memiliki empat peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun fosfolipid dan glikolipid. Molekul-molekul amfipatik ini merupakan komponen penting bagi membran biologi. Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada membran . Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan bakar. Asam lemak disimpan dalam bentuk triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak bermuatan. Triasilgliserol disebut juga lemak netral atau trigliserida. Keempat, derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel.


2.4.       Tata nama Asam Lemak
Nama asam lemak secara sistematis berasal dari nama hidrokarbon induknya dengan mensubsitusikan oat untuk akhiran a terakhir. Misalnya, asam lemak jenuh C18 disebut asam oktadekanoat sebab hidrokarbon induknya adalah oktadekana. Suatu asam lemak C18 dengan satu ikatan rangkap disebut asam okta desinoat, dengan dua ikatan rangkap disebut okta dienoat, dengan tiga ikatan rangkap ,okta trinoat. Simbol 18:0 menyatakan suatu asam lemak C18 tanpa ikatan rangkap, sedangkan 18:2 menandakan adanya dua ikatan rangkap. k pada asam lemak dimulai dari ujung karboksil
Nomor atom carbon
H3C – (CH2 )n – CH2 – CH2 – C
Atom karbon kedua dan ketiga sering disebut sebagai α dan β. Gugus metil pada ujung distal rantai disebut karbon ω. Posisi ikatan rangkap diperlihatkan oleh symbol Δ diikuti oleh nomer superskrip. Misalnya sis – Δ 9 berarti terdapat ikatan rangkap sis antara atom karbon 9 dan 10; trans- Δ ² berarti terdapat ikatan rangkap trans antara atom karbon 2 dan 3. Sebaliknya posisi ikatan rangkap dapat dinyatakan dengan cara menghitung dari ujung distal, dengan atom karbon ω ( karbon metil ) sebagai atom karbon nomer 1. struktur asam lemak ω – 3 misalnya, diperlihatkan di sebelah kiri . Asam lemak terionisasi pada pH fisiologis, jadi lebih tepat bila asam lemak disebut menurut bentuk karboksilatnya : misalnya palmitat atau heksadekanoat.

2.5.       Metabolisme/Penyerapan Lemak
Metabolisme Lemak merupakan proses tubuh  untuk menghasilkan energi dari asupan lemak setelah masuk menjadi sari-sari makanan dalam tubuh. dalam memetabolisme lemak menjadi  energi membutuhkan bantuan glukosa dari karbohidrat. karena itu, tubuh kita cenderung menuntut makan yang manis-manis setelah makan makanan yang kaya akan lemak. lemak dalam tubuh kita akan masuk ke dalam proses metabolisme setelah melewati tahapan penyerapan, sehingga bentukan lemak yang memasuki jalur metabolisme lemak dalam bentukan trigliserida. (trigliserida adalah bentuk simpanan lemak tubuh).
Dalam bentuk trigliserida, lemak disintesis menjadi asam lemak dan glliserol, seperti yang dijelaskan pada gambar dibawah. asam lemak dan gliserol ini lah yang masuk kedalam proses metabolisme energi.
Pada prosesnya, gliserol dan asam lemak memerlukan glukosa untuk memasuki siklus krebs atau biasanya dikenal dengan TCA, dengan memasuki siklus ini gliserol dan asam lemak dapat diubah menjadi energi, seperti dijelaskan pada gambar jalur metabolisme lemak di bawah ini.
Asam lemak hasil sintesis lemak hanya terdiri dari pecahan 2-karbon, karena itu sel tubuh tidak dapat membentuk glukosa dari asam lemak, begitupun dengan gliserol, karena gliserol hanya merupakan 5% dari lemak. dengan demikian, sel tubuh tidak dapat membentuk glukosa dari lemak. karena tubuh tidak dapat membentuk glukosa dari lemak maka organ tubuh tertentu seperti sistem saraf tidak dapat mendapat energi dari lemak, dan karena hal itu pula proses pembakaran lemak tubuh membutuhkan proses yang panjang, salah satunya harus membutuhkan bantuan glukosa. Berikut ini adalah gambaran proses metabolisme lemak menjadi energi:
2.6.       Omega 3
Omega-3 adalah sejenis asam lemak esensial yaitu lemak yang diperlukan untuk kesehatan tetapi tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Anda harus mendapatkannya melalui makanan. Asam lemak omega-3 dapat ditemukan pada ikan seperti salmon, tuna, makarel dan makanan laut lainnya termasuk ganggang dan krill, beberapa jenis tanaman dan minyak kacang. Selain sumber alami, asam lemak omega-3 kini banyak ditemukan sebagai bahan aktif dalam suplemen kesehatan, makanan bayi dan produk farmasi. Asam lemak Omega-3 terdiri dari :

a.              Docosahexaenoic acid (DHA),
b.             Eicosapentaenoic acid (EPA), dan
c.              Alpha-linolenic acid (ALA).
Stansby (dalam Susilawati, 1994) mengemukakan bahwa asam lemak dengan konfigurasi omega-3 adalah asam lemak yang memiliki posisi ikatan rangkap pertama pada atom karbon nomor 3 dari ujung gugus metilnya. Rumus molekul asam lemak omega-3 adalah sebagai berikut:
CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2CH=CH(CH2)7COOH
Asam linolenat
CH3-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-(CH2)3-COOH
Asam eicosapentaenoat
CH3-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-(CH2)2-COOH
Asam docosahexaenoat
2.6.1. Penting dan Manfaat Omega 3:
Bukan tanpa alasan bila sebagian orang meminati telur omega-3. Omega-3 merupakan asam lemak esensial. Artinya, asam lemak omega-3 sangat dibutuhkan oleh tubuh. Karena tubuh tidak bisa membuatnya, maka harus dipasok lewat makanan.
Asam lemak omega-3,  menurunkan parameter biokimia sebagai faktor risiko aterosklerosis, seperti kolesterol, LDL, dan trigliserida. Asam lemak ini juga mampu memperbaiki tekanan darah ataupun menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Kelebihan lainnya adalah sebagai pencegahan penyakit jantung. Omega-3 juga mempengaruhi pembentukan enzim yang berperan pada kesembuhan penyakit jantung koroner. Pun meningkatkan daya tahan seluler otot jantung dalam menghadapi serangan jantung.”
Bahkan ada yang menyebutkan omega-3 bisa mencegah diabetes, membuat mata menjadi lebih awas, meningkatkan kemampuan belajar dan mengingat, meningkatkan kekebalan tubuh, menghilangkan gejala penyakit radang sendi, menghilangkan gangguan tulang belakang dan otak (multiple sclerosis), serta menghambat pertumbuhan kanker. Omega 3 sebagai makanan otak sangat penting untuk perkembangan membran sel pada sistem neurologis dari otak kita dan jalur sinyal. Hal ini telah terbukti secara ilmiah bahwa Omega 3 membantu perkembangan otak dan memori untuk anak-anak dan orang dewasa.
Sebenarnya begitu banyak banyak manfaat kesehatan yang bisa anda kita dapatkan dari Omega 3  terutama untuk orang dewasa, anak-anak, wanita hamil dan orang yang sedang menderita penyakit. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa di dapatkan dari mengkonsumsi Omega 3:
·                Mencegah penyakit jantung.
·                Menurunkan kadar kolesterol tinggi.
·                Omega 3 sangat baik untuk kesehatan mata dan penglihatan secara umum, karena Omega 3 merupakan komponen utama dari retina.
·                Membantu mengurangi depresi.
·                Mengurangi risiko pembekuan darah. Omega 3 memiliki sifat antikoagulan yang mempengaruhi kemampuan trombosit untuk membekukan darah, sehingga peredaran darah menjadi lancar dan juga terhindar dari penyumbatan pembuluh darah yang berakibat stroke.
·                Untuk wanita hamil, Omega 3 telah terbukti bahwa Omega 3 sangat penting dalam perkembangan kesehatan fisik dan mental pada bayi .
·                Omega 3 dapat mengurangi nyeri haid.
·                Omega 3 memiliki sifat anti-inflamasi dan juga bermanfaat untuk kondisi seperti asma, psoriasis eksim, dan radang sendi.
·                Omega 3 sangat baik untuk meningkatkan kesehatan anak secara keseluruhan dan perkembangan fisik dan mental. Hal ini terbukti bahwa anak-anak yang mengkonsumsi Omega 3 sebagai suplemen memiliki kemampuan baca yang lebih baik. Omega 3 juga bermanfaat bagi anak-anak yang menderita disleksia, dyspraxia dan ADHD.
·                Omega 3 juga dapat mencegah penyakit Alzheimer.
·                Penelitian juga menunjukkan bahwa Omega 3 dapat membantu orang dengan inflamasi rut dengan kondisi seperti IBS, Ulcerative colitis dan colitis.
·                Orang yang menderita berbagai alergi juga dapat menambahkan suplemen Omega 3 ke dalam makanan mereka sehari-hari.
·                Bermanfaat untuk diabetes. Sebuah studi penelitian menunjukkan Omega 3 dapat menurunkan trigliserida dan apoproteins, dan tidak ada efek samping pada kontrol glikemik.
·                Sebuah penelitian yang cermat menunjukkan bahwa pasangan yang sedang merencanakan bayi atau sedang hamil atau sedang menyusui direkomendasikan untuk mengkonsumsi Omega 3 untuk membantu pertumbuhan bayi lebih cepat.
·                Omega 3 juga berperan dalam tingkat penyerapan vitamin yang larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E dan vitamin K. Vitamin tersebut diperlukan oleh tubuh kita untuk melawan infeksi, menjaga kesehatan mata dan kulit, sirkulasi jantung, pembekuan darah dan kuat tulang.

2.6.2. Sumber makanan penghasil omega 3
a.             Jenis ikan.
Ikan kaya akan omega-3 tetapi rendah omega-6. Ikan ini merupakan sumber omega-3 terbaik yang bisa Anda pilih. Diantaranya ikan salmon, ikan tuna, ikan tenggiri.
b.             Binatang berkulit keras.
Udang, kerang, serta kepiting juga kaya omega-3 serta membuat Anda tidak akan didominasi omega-6.
c.             Kacang-kacangan dan biji-bijian.
Beberapa jenis kacang polong merupakan pilihan yang lebih bagus dibandingkan jenis lainnya untuk menyeimbangkan kadar omega-3 di tubuh Anda.


d.            Sayuran.
Bayam kaya omega-3. Konsumsi bayam sangat baik, disamping sayuran hijau ini kaya zat besi. Bayam juga kaya akan omega 3. Selai bayam omega 3 juga banyak terdapat di labu dan brokoli.
e.             Buah-buahan.
Disamping ke 4 macam diatas di dalam buah-buahan juga banyak mengandung omega 3 seperti buah Labu, Pepaya.
2.6.3. Dampak kekurangan Omega 3
Berikut ini sinyal dari tubuh yang menandakan kekurangan asam lemak omega 3:
·                Ingin menyantap makanan berlemak.
·                Terdapat akumulasi kotoran seperti lilin dalam telinga.
·                Pusing terkena sinar matahari.
·                Kaki kram seusai berjalan.
·                Bahu terasa kaku.
·                Kuku rapuh.
·                Mudah marah.
·                Penyembuhan luka lambat.
·                Infeksi jamur vagina.
·                Inflamasi kronis.
·                Kulit kering dan ketombe


2.6.4. Dampak Kelebihan Omega 3
Depresi, kelelahan, kulit kering dan gatal, rambut dan kuku rapuh dan sakit sendi adalah beberapa gejala kekurangan Omega 3 dalam tubuh. Konsumsi Omega 3 yang berlebihan dapat meningkatkan risiko perdarahan dan stroke hemorrhagic.
Dalam proses metabolisme, omega-3 dapat meningkatkan kadar kolesterol pada penderita hiperlipidemia. Atau bisa juga meningkatkan kalori tubuh dengan akibat berat badan bertambah. Sel-sel tubuh yang mengandung terlalu banyak omega-3 akan lebih mudah teroksidasi oleh radikal bebas. Untuk menjaga sel dari oksidasi diperlukan vitamin E sehingga kelebihan omega-3 malah dapat berakibat defisiensi vitamin E.

2.7.       Omega 6
Perumusan omega 6
Trivialname
Lipidname
Chemischer Name
18:2 (ω−6)
9Z,12Z-Octadecadiensäure
18:3 (ω−6)
6Z,9Z,12Z-Octadecatriensäure
18:3 (ω−6)
8E,10E,12Z-Octadecatriensäure
20:2 (ω−6)
11Z,14Z-Eicosadiensäure
20:3 (ω−6)
8Z,11Z,14Z-Eicosatriensäure
20:4 (ω−6)
5Z,8Z,11Z,14Z-Eicosatetraensäure
22:2 (ω−6)
13Z,16Z-Docosadiesäure
22:4 (ω−6)
7Z,10Z,13Z,16Z-Docosatetraensäure
22:5 (ω−6)
4Z,7Z,10Z,13Z,16Z-Docosapentaensäure
24:4 (ω−6)
9Z,12Z,15Z,18Z-Tetracosatetraensäure
24:5 (ω−6)
6Z,9Z,12Z,15Z,18Z-Tetracosapentaensäure

Omega 6 atau asam linoleat (18:2,n-6) adalah asam lemak yang banyak mempunyai peranan vital. Peranan tersebut terutama berkaitan dengan kesehatan manusia. Hubungan kesehatan dengan asam linoleat terletak pada adanya ikatan rangkap/tak jenuh ganda pada asam linoleat yang banyak memberikan manfaat bagi kesehatan manusia. Omega 6 merupakan asam lemak tak jenuh esensial, esensial berarti harus diperoleh dari makanan karena tubuh tidak bisa membuatnya sendiri. Secara umum kebutuhan omega 6 bagi orang dewasa sehat adalah 1-3 gram/hari, jika jumlah itu tidak terpenuhi maka berpotensi terjadi gangguan metabolisme tubuh dan berbagai akibatnya.
Omega 6 masuk umumnya dalam bentuk asam linoleat (LA), dalam tubuh kemudian disintesis menjadi GLA, DGLA dan AA Dari senyawa tersebut yang terpenting adalah DGLA, oleh tubuh zat tersebut disintesa menjadi prostalglandin tipe 1 (PGE1). PGE1 mempunyai fungsi pengaturan kardiaovaskuler, penurun kolesterol, anti inflamasi, vasodilator, dan membantu kerja insulin. Bila pasokan asam linoleat cukup maka otomatis tubuh tidak akan mengalami kekurangan DGLA dan PGE1. Minyak Omega 6 dapat ditemukan dari biji safflower, biji bunga matahari, biji rami, kacang kedelai, serta labu dan biji kenari.
2.7.1. Manfaat omega 6
Dalam berbagai literatur kedokteran manfaat omega 6 sudah banyak dipublikasikan, manfaat omega 6 menurut beberapa literatur adalah :
a.              Menurunkan kadar kolesterol dalam darah
Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi merupakan pemicu utama terjadinya jantung koroner dan stroke, hal tersebut terutama disebabkan oleh pola hidup yang kurang sehat. Berbagai cara telah diusulkan untuk dapat menurunkan kolesterol dalam darah secara nyata. Omega 6 merupakan salah satu makanan yang telah terbukti dapat menurunkan kadar kolestrol dalam darah.
Mensink dan Katan (1992) menyatakan bahwa penggantian diet asam lemak jenuh dengan asam lemak tidak jenuh dapat menurunkan kolesterol, sementara itu Hegsted (1993) mengemukakan bahwa asam lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol, asam lemak tak jenuh ganda (omega 6) secara aktif menurunkan kadar kolesterol dan asam lemak tak jenuh tunggal tidak berpengaruh secara aktif terhadap penurunan kadar kolesterol. Lebih lanjut Hegsted mengemukakan dari percobaan klinis LDL naik 1,74 mg/dl setiap kenaikan 1% asam lemak jenuh pada diet, sedangkan omega 6 justru menurunkannya sebesar 0,74 mg/dl setiap 1% energi yang diwakilinya.
b.             Mencegah dan mengobati penyakit jantung koroner
c.              Menurunkan tekanan darah
Hipertensi merupakan fenomena yang sangat banyak dijumpai saat ini, penyakit ini dipengaruhi oleh pola hidup yang kurang sehat dan juga metabolisme yang kurang baik. Bila tidak diatasi hipertensi dapat menyebabkan stroke dan kebutaan.
d.             Menormalkan kadar gula
Diabetes juga merupakan fenomena yang umum dijumpai saat ini. Diabetes terbagi menjadi dua tipe yaitu tipe 1, diabetes yang tergantung pada insulin (±5%) dan tipe 2, diabetes yang tidak tergantung pada insulin tetapi disebabkan oleh tidak efektifnya insulin yang dihasilkan atau terganggunya fungsi pankreas sehingga insulinnya tidak cukup ( ± 95 % diabetes merupakan tipe ini).
Saat ini memang sudah sangat banyak obat-obatan untuk menurunkan kadar gula darah, tetapi omega 6 juga bisa berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah. Dalam paten penemuan no. US 6440931 dikemukakan bahwa omega 6 dapat meningkatkan efektivitas insulin dan juga merangsang sekresi insulin dari pankreas sehingga bisa menurunkan kadar gula darah.



e.              Mengobati reumatik
Reumatik atau osteoarthritis adalah penyakit yang terjadi karena terjadi peradangan pada persendian. Penyakit ini menyebabkan rasa sakit, menghalangi pergerakan dan bisa menyebabkan kecacatan bila tidak diatasi.
Meski saat ini sudah banyak obat-batan yang diklaim mampu mengobatinya, kebanyakan hanya menghilangkan rasa sakit dan mengurangi peradangan tetapi tidak menghentikan proses kerusakan jaringan yang terjadi.
f.              Mencegah dan memperbaiki stroke
Stroke terjadi bila ada pembuluh darah dalam otak yang pecah atau tersumbat, hal itu kemudian bisa menyebabkan kerusakan jaringan otak yang bisa berakibat pada kecacatan. Saat ini stroke telah menjadi salah satu penyebab kematian utama di Indonesia. Stroke umumnya terjadi karena tekanan darah tinggi namun juga bisa oleh sebab lain seperti diabetes.
g.             Kegunaan bagi kulit, regenerasi sel dan perbaikan ketahanan/stamina
Omega 6 mempunyai pengaruh yang sangat baik bagi kulit dan rambut, dalam beauty forum tahun 2003 dikemukakan bahwa kekurangan omega 6 dapat menyebabkan kulit menjadi kasar, bersisik, kuku mudah patah dan rambut yang mudah rontok. Karena itulah omega 6 juga sangat penting untuk dunia kecantikan.
Omega 6 juga membantu mempercepat regenerasi sel, kelenturan persendian, dan transfer oksigen dalam darah. Karena itu zat ini dapat meningkatkan ketahanan tubuh dan stamina yang sangat diperlukan dalam segala aktifitas
2.7.2. Kelebihan omega 6
Tubuh manusia tidak dirancang oleh Tuhan untuk mengonsumsi banyak omega-6. Terlalu banyak mengonsumsi omega-6 dari minyak nabati bisa meningkatkan resiko:
·                Asma
·                Kebutaan
·                Penyakit jantung
·                Kanker

2.8.       Omega 9.
Perumusan Omega 9
Trivialname
Lipid-Name
Chemischer Name
18:1 (ω−9)
9Z-Octadecensäure
20:1 (ω−9)
11Z-Eicosensäure
20:3 (ω−9)
5,8,11Z-Eicosatriensäure
22:1 (ω−9)
13Z-Docosensäure
24:1 (ω−9)
15Z-Tetracosensäure

Asam lemak omega-9 adalah asam lemak terbanyak yang dapat ditemukan di alam, sehingga sangat kecil kemungkinannya tubuh kita dapat kekurangan asam lemak ini. Omega-9 tidak termasuk asam lemak esensial karena tubuh kita mampu mensintesanya sendiri dari lemak-lemak tak jenuh dalam tubuh kita.
Omega-9 terdapat dalam lemak hewan dan minyak nabati, khususnya minyak zaitun. Yang menarik, minyak yang dibuat oleh kelenjar kulit kita ternyata sama dengan omega-9 yang ditemukan berlimpah dalam minyak zaitun, yaitu asam oleat. Minyak zaitun juga mengandung asam lemak jenuh yang dikenal sebagai asam palmitat, tetapi tidak mengandung omega-3 atau omega-6 seperti yang dipercaya banyak orang selama ini.
Minyak zaitun banyak diberitakan memiliki sejumlah manfaat kesehatan, itu lebih karena kandungan polifenolnya ketimbang kandungan asam lemaknya. Polifenol juga memiliki efek antioksidan, anti peradangan, anti penggumpalan darah, dan anti bakterial seperti asam lemak omega-3.
Asam-asam lemak omega-9 dapat digunakan tubuh sebagai pengganti sementara omega-3 atau omega-6, jika persediaan kedua asam lemak tersebut dalam tubuh tidak mencukupi. Defisiensi omega-3 dan omega-6 yang berkepanjangan, bagaimanapun, dapat berakibat fatal. Omega 9 memiliki daya perlindungan yang mampu menurunkan LDL kolesterol darah.
2.9.       Asam Lemak Trans Cis
Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk: cis dan trans. Semua asam lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis (dilambangkan dengan "Z", singkatan dari bahasa Jerman zusammen). Asam lemak bentuk trans (trans fatty acid, dilambangkan dengan "E", singkatan dari bahasa Jerman entgegen) hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis. Akibat polarisasi atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Sedangkan pada asam lemak trans karena atom H-nya berseberangan tidak mengalami efek polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif lurus.
Asam lemak trans adalah salah satu bentuk asam lemak tidak jenuh (memiliki ikatan rangkap) yang terdapat di dalam minyak (lemak cair). Asam lemak trans memiliki atom hidrogen yang berseberangan sehingga tidak mengalami efek polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif lurus. Walaupun asam lemak trans secara alami hanya sedikit ditemukan pada bahan pangan, tetapi dampaknya sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Jumlah asam lemak trans dapat meningkat di dalam makanan berlemak, terutama akibat dari pengaruh proses pengolahan yang diterapkan.
Proses pemakaian minyak goreng secara berulang-ulang (minyak jelantah) telah terbukti dapat meningkatkan kadar asam lemak trans. Dengan demikian makanan hasil gorengan yang dihasilkan dari minyak tersebut, hal tersebut dapat dicegah dengan membiasakan menggoreng dengan minyak secukupnya, sehingga tidak menghasilkan minyak sisa. Sikap berhati-hati, juga harus diterapkan ketika akan membeli makanan gorengan, baik yang dijajakan keliling atau mangkal di suatu tempat. Pastikan bahwa minyak yang dipakai menggoreng adalah minyak yang baru, bukan minyak jelantah. Hindari membeli makanan yang digoreng dengan minyak jelantah yang warnanya hitam pekat dan kental.
2.10.   Proses Hidrogenasi
Secara alami, asam lemak trans diproduksi oleh sisa metabolisme hewan. Asam lemak trans juga terdapat dalam jumlah kecil di dalam lemak susu. Secara sintesis, asam lemak trans dapat terbentuk akibat hidrogenasi asam lemak sehingga menyebabkan terjadinya isomerisasi ikatan rangkap bentuk cis (alam) menjadi bentuk isomer trans.
Pada pembuatan margarin, asam lemak tidak jenuh pada minyak nabati mengalami proses hidrogenasi. Proses hidrogenasi adalah proses penambangan hidrogen ke dalam minyal tidak jenuh, sehingga struktur asam lemaknya berubah menjadi jenuh (ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal). Dengan demikian minyak nabati yang tadinya berbentuk cair berubah menjadi padat dan plastis. Keberadaan asam lemak trans di dalam lemak terhidrogenasi menyebabkan margarin mempunyai titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan bentuk cis, lebih stabil dan lebih tahanterhadap pengaruh oksidasi.
Selain akibat proses hidrogenasi, asam lemak trans dapat terbentuk akibat proses pemanasan selama pengolahan minyak (rifenery) dan penggorengan (deep frying). Perubahan cis menjadi trans mulai terjadi selama pemanasan pada temperatur 180°C dan meningkat sebanding dengan kenaikan temperatur. Produk biskuit, donat, dan produk lain yang menggunakan lemak pelembut (shortening) akan menjadi sumber asam lemak trans dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Widyasari (2005), asam lemak omega-3 dan omega-6 akan berubah menjadi asam lemak trans bila dipanaskan. Asam lemak trans juga mudah ditemukan pada produk pangan dalam kemasan, terutama yang mengandung minyak nabati terhidrogenasi parsial dan minyak nabati terhidrogenasi sempurna.
Meskipun belum ada sumber statistik, asupan asam lemak trans penduduk Indonesia diperkirakan sangat tinggi. Hal tersebut terkait dengan kebiasaan masyarakat indonesia yang banyak mengkonsumsi makanan yang di goreng. Makanan gorengan telah membudaya di semua lapisan masyarakat. Pada masyarakat lapisan menengah ke atas, penggunaan margarin juga merupakan penyumbang asam lemak trans cukup besar.
2.11.   Dampak Kesehatan
Konsumsi asam lemak trans terlebih dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, yakni sebagai pemicu penyakit jantung koroner (PJK) yang tidak boleh dianggap enteng. Bahkan dapat dikatakan bahwa pengaruh negatif asam lemak trans lebih besar daripada asam lemak jenuh dan kolesterol. Dampak negatif asam lemak trans terjadi akibat pengaruhnya terhadap kadar low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL). Rasio LDL terhadap HDL merupakan faktor resiko PJK yang elbih relevan dibandingkan dengan faktor risiko lainnya, seperti total kolesterol yang tinggi. Semakin besar rasio LDL terhadap HDL, maka semakin besar risiko terkena PJK.
Konsumsi asam lemak trans menimbulkan pengaruh negatif karena menaikan kadar LDL (kolesterol jahat), sama seperti pengaruh asam lemak jenuh. Selain menaikan LDL, asam lemak trans juga akan menurunkan HDL (kolesterol baik). Berbeda halnya dengan asam lemak trans, asam lemak jenuh tidak akan mempengaruhi kadar HDL. Dengan demikian, asam lemak trans mempunyai efek negatif dua kali lipat lebih besar dibandingkan asam lemak jenuh. Menurut institute of food science and technology (2004), setiap peningkatan konsumsi asam lemak trans sebesar 1 persen dapat meningkatkan kadar LDL sebesar 0,04 mmol per liter dan menurunkan kadar HDL sebesar 0,013 mmnol per liter.
Pengaruh asam lemak trans terhadap tubuh sangat tergantung pada jumlah asupannya. Asupan yang tinggi (di atas 6 persen dari energi total) jelas akan berbahaya, tetapi asupan yang rendah (2 persen dari energi total) dan asupan sedang (4,5 persen dari energi total) tidak akan berbahaya jika dikonsumsi bersama dengan asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA = polyunsaturated fatty acids) akan tetapi, pengaruh positif dari PUFA akan ditiadakan oleh adanya asam lemak trans di dalam makanan.
Asupan asam lemak trans bagi anak-anak, terutama dari margarin tidak dianjurkan. Tetapi, kandungan asam lemak trans yang rendah di dalam margarin lunak (soft margarin) yang juga mengandung PUFA, masih jauh lebih baik daripada mentega yang hanya terdiri asam lemak jenuh.
Subbaiah et al (1998) mengatakan bahwa mekanisme asam lemak trans dalam menurunkan HDL adalah dengan menghambat aktifitas enzim lecithin cholesterol acyltranferase (LCAT). Makin tinggi rasio LDL terhadap HDL dari nilai idealnya (nilai 4), maka semakin besar risiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK). Tambahan asupan 2 persen asam lemak trans dari total energi akan menaikan risiko PJK sekitar 25 persen.
Asam lemak trans mempunyai pengaruh terhadap kadar lipoprotein (a). Lipoprotein (a) adalah makromolekular kompleks yang tersusun dari apoprotein B, Kolesterol, lipid lainnya, serta protein yang disebut sebagai apo (a). Rata-rata kadar lipoprotein (a) di dalam darah adalah 150mg per liter. Semakin tinggi kadar lipoprotein (a) di dalam darah seseorang, maka semakin tinggi risikonya untuk terkena serangan jantung. Messink et al (1992) melaporkan bahwa konsumsi asam lemak trans akan meningkatkan kadar lipoprotein (a) di dalam darah.
Menurut Armelia (2004), asam lemak trans dapat mengganggu konversi asam lemak esensial linoleat menjadi arakidonat dalam sistesis lemak tubuh. Kedua asam lemak tersebut merupakan asam lemak omega-6. Secara keseluruhan, hal ini akan mengganggu sistem reaksi enzimatik dalam metabolisme lemak. Terganggunya sistem enzimatik akan berpengaruh juga dalam perkembangan sistem saraf. Sebab, sel saraf sangat membutuhkan jenis asam lemak esensial tersebut.
Menurut Instute of Food Science and Technology (2004), konsumsi asam lemak trans pada ibu hamil dapat mengganggu asupan asam lemak esensial yang sangat dibutuhkan oleh calon bayi sehingga dapat menyebabkan bayi lahir premature.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Loletzko (1991) menunjukan bahwa wanita di negara yang konsumsi asam lemak trans-nya tinggi akan menghasilkan ASI dengan kadar asam lemak trans sebesar 2 – 5 persen dari total asam lemak trans rendah akan menghasilkan ASI dengan kadar asam lemak trans kurang dari 1 persen.
Pada tahun 2004, FDA Food Advisory Committee merekomendasikan bahwa konsumsi asam lemak trans yang baik untuk kesehatan adalah tidak lebih dari 1 persen dari tingkat energi (2 gram setiap hari dari 2000 kkal asupan energi). Batasan tersebut besar kemungkinannya telah terlampaui pada orang-orang yang gemar mengkonsumsi makanan yang mengandung margarin, fast foods dan makanan gorengan.
Konsumsi asam lemak trans juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kanker payudara. Sebuah studi yang dilakukan oleh EURAMIC (European Community Multicentre Study on antioksidant, myocardinal infraction and Breast Cancer) menemukan fakta bahwa terdapat hubungan positif antara konsumsi asam lemak trans dengan kanker payudara pada wanita yang telah mengalami menopouse.
Menurut publikasi yang dikeluarkan oleh American Journal of Clinical Nutrition, terdapat hubunganantara konsumsi asam lemak trans dengan penyakit diabetes melitus tipe 2. Peningkatan konsumsi asam lemak trans sebanyak 2 persen secara signifikan akan meningkatkan risiko penyakit diabetes tipe 2.
Menurut Peacoock dan Wahle (1988) asam lemak trans dapat menghambat aktivitas berbagai kerja enzim seperti NA+ / K+ ATPase and adennylate cyclase. Asam lemak trans juga dapat menghambat densitas reseptor beta adrenergic di dalam membran plasma jaringan jantung. Namun dari sekian banyak efek buruk, asam lemak trans tidak terbukti dapat menyebabkan gangguan terhadap kanker kolon dan prostat.

2.12.   Cara Menghindar
Asam lemak trans mudah ditemukan pada produk yang diolah dengan menggunakan minyak. Salah satu cara mudah untuk mereduksi kadar asam lemak trans di dalam makanan adalah menghindari penggunaan minyak goreng secara berulang-ulang dan menghindari penggorengan dengan suhu yang terlalu tinggi. Konsumsi produk-produk makanan yang memiliki asam lemak trans tinggi seperti fast foods dan makanan dalam kemasan (berkadar asam lemak trans tinggi) sebaiknya mulai dikurangi. Selain itu, untuk mereduksi bahaya asam lemak trans dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yg juga kaya akan lemak tidak jenuh ganda ( PUFA ). Contoh makanan kaya PUFA adalah ikan laut sumber omega-3 serta kacang-kacangan dan biji sumber omega-6.
Reduksi asam lemak trans pada margarin yang tergolong tinggi juga dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya adalah dengan mencampurkan (blending) lemak padat dengan minyak cair untuk memperoleh lemak setengah padat sesuai dengan lemak margarin. Dalam hal ini, minyak kelapa sawit mempunyai prospek yang sangat baik karena crude palm oil (CPO) berbentuk setengah padat. Fraksi stearin dari minyak kelapa sawit dapat digunakan untuk membentuk lemak margarin tanpa proses hidrogenasi. Dengan cara demikian akan diperoleh margarin tanpa asam lemak trans.
Akhir-akhir ini juga ditemukan suatu cara untuk memperoleh lemak margarin dari minyak nabati melalui reaksi interesterifikasi. Lemak margarin yang dihasilkan tidak mengalami penjenuhan lemak. Perubahan titik lebur terjadi semata-mata karena pertukaran posisi asam lemak di dalam molekul trigliserida, tanpa perubahan komposisi asam lemak sehingga tidak mengandung asam lemak trans.
2.13.   Akibat Kekurangan dan Kelebihan Lemak 
 Makanan sumber lemak biasanya lebih mahal dari pada makanan sumber karbohidrat. Bandingkan misalnya, harga 1 kg beras dan harga 1kg minyak goreng. Karena itu konsumsi lemak biasanya dipengaruhi oleh tingkat penghasilan. Apabila penghasilan bertambah, konsumsi lemak meningkat, dan sebaliknya.
Kenyataan di Indonesia, masyarakat berpenghasilan rendah mengkonsumsi lemak kurang dari 10% konsumsi energi. Golongan masyarakat ini perlu meningkatkan konsumsi lemak. Sebaliknya masyarakat berpenghasilan tinggi cenderung mengkonsumsi lemak  berlebihan sehingga harus mengurangi konsumsi lemak.
Kekurangan asam lemak esensial (Omega 3 dan Omega 6) pada masa janin mengakibatkan penurunan pada pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak yang terganggu akan mengakibatkan penurunan fungsi otak, yaitu kemampuan kognitif rendah, yang tidak dapat diperbaiki kemudian.
Kekurangan asam linoleat pada anak-anak dan orang dewasa mengakibatkan  kelainan pada kulit yaitu ekzema. Ekzema pada kulit mengalami inflamasi yaitu radang disertai panas kering dan bersisik. Ekzema terjadi pada bayi yang mendapat makanan yang mengandung asam linoleat kurang dari 0,1% energi makanan. Pada orang dewasa ekzema terjadi jika memakan makanan yang tidak mengandung lemak. Untuk memenuhi kecukupan asam lemak esensial, susu formula bayi sekarang ditambah asam linolenat sehingga rasio asam linoleat terhadap asam linolenat mendekati 5 : 1.
Akibat kekurangan asam lemak esensial pertama kali ditemukan pada anak-anak yang mendapat makanan yang dapat dikatakan tanpa lemak. 400 bayi yang diberi makanan yang mengandung asam linoleat dalam jumlah yang berbeda. Anak-anak yang mendapat makanan dengan kandungan asam linoleat kurang dari 0,1% energi makanan menunjukkan gejala kekurangan asam lemak esensial.
Akibat kekurangan asam lemak esensial pada orang dewasa diamati pada seorang pria yang  ususnya dibuang, disisakan sepanjang 60 cm. Kemudian dia mendapat makanan tanpa lemak melalui vena saja. Setelah 100 hari dia menderita radang kulit bersisik. Kekurangan lemak mengakibatkan perubahan pada komposisi asam lemak di berbagai jaringan, terutama membran sel. Selain itu terjadi penurunan efisiensi produksi energi di dalam sel.
Penyerapan vitamin larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K rendah jka makanan sehari-hari mengandung sedikit lemak. Kandungan vitamin-vitamin tersebut di dalam hidangan makanan rendah lemak mungkin juga sedikit.
Konsumsi berlebih lemak akan mengakibatkan kegemukan karena kadar energi di dalam lemak lebih dari 2 kali kadar energi di dalam karbohidrat. Rasa makanan berlemak yang umumnya enak, cenderung mendorong untuk mengkonsumsi secara berlebih. Kegemukan berkaitan dengan timbulnya penyakit kronis seperti jantung dan pembuluh darah dan diabetes melitus.
Peningkatan kadar kolesterol di dalam darah merupakan faktor resiko penyakit jantung dan pembuluh darah dengan gejala awal tekanan darah tinggi (hipertensi) kebiasaan dan pola makan berperan besar dalam pengendalian kadar kolesterol di dalam darah. Upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kadar normal kolesterol di dalam darah meliputi mempertahankan berat badan normal, tidak mengkonsumsi berlebih lemak dan lemak jenuh, mengatur keseimbangan konsumsi asam lemak tak jenuh dan menguranggi konsumsi makanan berkadar tinggi kolesterol.
Penelitian di Jepang menunjukkan, konsumsi berlebih asam lemak linoleat dan perubahan pada keseimbangan asam lemak esensial yang dikonsumsi mengakibatkan tubuh hiperaktif terhadap berbagai zat penyebab alergi. Meningkatkan rasio asam lemak Omega -3 atau Omega-6 di dalam sel berperan dalam alergi dan inflamasi akan menurunkan reaktifitas tubuh terhadap alergi dan inflamasi.
Pengamatan pada hewan percobaan menunjukkan konsumsi berlebih lemak jenuh maupun lemak tak jenuh, mendorong terjadinya pertumbuhan tumor. Perlu diingat, faktor resiko kanker banyak sekali,makanan hanya salah satu di antaranya. Perubahan dan pola makanatidak menjamin seseorang terhindar dari kanker.Penelitian pada hewan menunjukkan, untuk menghindari penyakitkronis seyogyanya konsumsi asam lemak Omega -6 dikurangi dankonsumsi asam lemak Omega -3 ditingkatkan. Konsumsi asam linolenat sebanyak 8,4% energi menunjukkan hasil terbaik.



2.14.   Penyakit akibat dari defisiensi lemak
a.              Marasmus
Marasmus sering sekali terjadi pada bayi di bawah 12 bulan. Terdapat beberapa tanda khusus pada marasmus ialah kurangnya (bahkan tidak ada) jaringan lemak di bawah kulit, Sehingga seperti bayi yang memakai pakaian yang terlalu besar ukurannya. Selain itu terdapat pula beberapa tanda khusus bayi terkena marasmus, diantaranya:
·               Bayi akan merasa lapar dan cengeng.
·               Wajahnya tampak menua (old man/monkey face).
·               Atrofi jaringan, otot lemah terasa kendor/lembek ini dapat dilihat pada paha dan pantatbayi  yang seharusnya kuat dan kenyal dan tebal.
·               Oedema (bengkak) tidak terjadi.
·               Warna rambut tidak berubah.
Pada marasmus tingkat berat, terjadi retardasi pertumbuhan, berat badan dibanding usianya sampai kurang 60% standar berat normal. Sedikitnya jaringan adipose pada marasmus berat tidak menghalangi homeostatis, oksidasi lemak tetap utuh namun menghabiskan cadangan lemak tubuh. Keberadaan persediaan lemak dalam tubuh adalah faktor yang menentukan apakah bayi marasmus dapat bertahan/survive (Cameron & Hofvander 1983:19-21).
b.             Kwashiorkor
Jika marasmus umumnya terjadi pada bayi dibawah 12 bulan, kwashiorkor bisanya terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Pertumbuhannya terhambat, jaringan otot lunak dan kendor. Namun jaringan lemak dibawah kulit masih ada dibanding bayi marasmus. Istilah kwashiorkor sendiri berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang berarti "kekurangan kasih sayang ibu". Beberapa tanda khusus dari kwashiorkor adalah:
·               Selalu ada oedema (bengkak), terutama pada kaki dan tungkai bawah. Sifatnya “pitting oedema”. Bayi tampak gemuk, muka membulat (moon face), karena oedema. Cairan oedema sekitar 5-20% dari jumlah berat badan yang diperhitungkan dari penurunan berat badan ketika tidak oedema lagi (pada masa penyembuhan).
·               Rambut berubah menjadi warna kemerahan atau abu-abu, menipis dan mudah rontok, apabila rambut keriting menjadi lurus.
·               Kulit tampak pucat dan biasanya disertai anemia.
·               Terjadi dispigmentasi dikarenakan habisnya cadangan energi atau protein. Pada kulit yang terdapat dispigmentasi akan tampak pucat. Sering terjadi dermatitis (radang pada kulit). Kulit mudah luka karena tidak adanya tryptophan dan nicotinamide, meskipun kekurangan zinc bisa juga menjadi penyebab dermatitis. Pada kasus kwashiorkor tingkat berat kulit akan mengeras seperti keripik terutama pada persendian utama. Bibir retak-retak, lidah pun menjadi lunak dan gampang luka.
·               Pada kwashiorkor, pengaruh terhadap sistem neurologi dijumpai adanya tremor seperti Parkinson yang berpengaruh terhadap jaringan (cabang) syaraf tunggal maupun syaraf kelompok pada otot. Seperti otot mata sering terjadi terus berkedip, atau pada pita suara yang menghasilkan suara getar serak/cengeng.
Perubahan mental juga terjadi misalnya bayi menjadi cengeng, apatis, hilangnya nafsu makan dan sukar diberi makan/disulang. Gejala anemia dan defisiensi mikronutrien juga sering dijumpai pada kasus ini.
c.              Marasmic – Kwashiorkor
Anak/bayi yang menderita marasmic-kwashiorkor mempunyai gejala (sindroma) gabungan kedua hal di atas. Seorang bayi yang menderita marasmus lalu berlanjut menjadi kwashiorkor atau sebaliknya tergantung dari makanan/gizinya dan sejauh mana cadangan energi dari lemak dan protein akan berkurang/habis terpakai.
Apabila masukan energi kurang dan cadangan lemak terpakai, bayi/anak akan jatuh menjadi marasmus. Sebaliknya bila cadangan protein dipakai untuk energi, gejala kwashiorkor akan menyertai. Hal ini dapat terjadi pada anak yang dietnya hanya mengandung karbohidrat saja seperti beras, jagung atau singkong yang miskin akan protein. Gagalnya pertumbuhan kemungkinan akan menyertai pada kasus KEP-marasmus, Kwashiorkor atau keduanya.
d.             Susunan syaraf pusat dan kekurangan energi protein
masukan energi dan protein yang tidak mencukupi kebutuhan bayi/anak, akan berdampak terutama pada perkembangan susunan saraf. Hal ini dapat terjadi sejak di dalam kandungan, lebih-lebih setelah lahir.
2.15.   Solusi Akibat Dari Defisiensi Lemak
Agar konsumsi lemak dapat bermanfaat positif bagi tubuh manusia perlu strategi yang tepat pada pemilihan jenis lemak. Pedoman umum agar makanan yang dikonsumsi mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, adalah dengan mempertimbangkan kecukupan, keseimbangan, dan keberagaman zat masing-masing individu. Dapat dengan meningkatkan jumlah vitamin D serta lemak dibutuhkan untuk tubuh menyerap itu, juga ditemukan pada ikan salmon, sarden, dan minyak ikan cod.
2.16.   Pencegahan
Pencegahan hendaknya meliputi seluruh faktor secara simultan dan konsisten, beberapa tindakan untuk mengatasi keadaan defisiensi lemak :
·                Mengendalikan penyakit-penyakit infeksi, khususnya diare
·                Sanitasi : personal, lingkungan terutama makanan dan peralatannya.
·                Pendidikan : Dasar, Kesehatan dan Gizi.
·                Program Imunisasi.
·                Pencegahan penyakit yang erat dengan lingkungan, seperti TBC, nyamuk (malaria, DHF), parasit (cacing).
·                Memperkecil dampak penyakit-penyakit infeksi terutama diare di wilayah yang sanitasi lingkungannya belum baik. Diarhea merupakan penyakit endemo-epidemik yang menjadi salah satu penyebab bagi malnutrisi. Dehidrasi awal dan re-feeding secepat mungkin merupakan pencegahan untuk menghindari bayi malnutrisi/KEP.
·                Deteksi dini dan manajemen KEP awal/ringan:
·                Memonitor tumbuh kembang dan status gizi Balita secara kontinyu, misalnya dengan tolok ukur KMS.
·                Perhatian khusus untuk faktor “risiko tinggi” yang akan berpengaruh kelangsungan status gizi (antara lain: kemiskinan, ketidak tahuan, adanya penyakit infeksi).
·                Memelihara status gizi anak. Dimulai sejak dalam kandungan, ibu hamil dengan gizi yang baik diharapkan akan melahirkan bayi dengan status gizi yang baik pula.
·                Setelah lahir segera diberi ASI eksklusif sampai usia 4 atau 6 bulan.
·                Pemberian makanan pendamping ASI (weaning food) bergizi, mulai usia 4 atau 6 bulan secara bertahap sampai anak dapat menerima menu lengkap keluarga.
·                Memperpanjang masa menyusui (prolong lactation) selama ibu dan bayi menghendaki.







III.         PENUTUP
Makanan yang dimakan manusia disamping menghasilkan energi atau tenaga, juga mengandung senyawa-senyawa untuk  pertumbuhan dalam menjalankan fungsi-fungsi kehidupan. Agar dapat memenuhinya makanan harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin,mineral dan air.
Makanan sebagai sumber energi tubuh, lemaklah yang menghasilkan energi besar, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori sedangkan pada karbohidratdan protein menghasilkan 4 kalori.
Energi (asam arakhidonat, dokosatetraeonat dan dokosaheksaeonat) sangat dibutuhkan untuk metabolisme basal, thermic effect feeding, thermoregulation, aktivitas fisik dan pertumbuhan pada bayi dan anak-anak.












DAFTAR PUSTAKA
American Physiology Society, Sunflower Seed May Hold Key To Reducing Hypertension And Preventing Debilitating Strokes, 2002
Arief R Q. 2013. Metabolisme lemak. http://www.konsultankolesterol. com/metabolisme-lemak/ [diakses pada 06 Okt. 13]
Asylum Training, Linoleic Acid – Suplement review and research, http://www.asylum-training.com, 2003
David, Rubin, Combined fatty acid composition for treatment or prophylaxis of thrombo-embolic conditions, US 4526902, 1985
Hegsted et al, 57 Am. J. Clin. Nutr. 875, 1993
Hiroyasu Iso, Reuters Health, Linoleic Acid Intake May Cut Stroke Risk, 2002
http://gusjamell.blogspot.com/2012/05/defisiensi-lemak.html. Diakses pada tanggal 30 September 2013. Pekanbaru.
http://www.landscappist.com/2012/04/efek-negatif-kekurangan-lemak.html. Diakses pada tanggal 30 September 2013. Pekanbaru.
Jan, Remmereit et al, US 6440931, Conjugated linoleic acid in treatment and prophylaxis of diabetes, 2002
Kamegai Takeshi et al, US2005002991, Prophylactic agent of hypertension containing a conjugated fatty acid as an effective ingredient and the use thereof, 2005
Koletzko S, Sherman P, Corey M, Griffiths A, Smith C. Role of infant feeding practices in the developement of Crohn’s disease in childhood (Peranan praktek pemberian makanan terhadap perkembangan penyakit Crohn pada masa kanak-kanak). Br Med J 1989;298:1617-8
Lautenschlaeger, Hans, Essential fatty acids – cosmetic from inside and outside, English Translation of Beauty Forum 2003 (4), 54-56.
Leach Michael, WO2004100943, Use Of Triglyceride Oils Containing Gamma-Linolenic Acid Residues And Linoleic Acid Residues For The Treatment Of Neurodegenerative Disease, 2004
Menard Michael et al, WO0209693, Method And Compositions For Prevention And/Or Treatment Of Diabetes And Glucose Modulation, 2002
Mensink and Katan, 12 Arteriosclerosis and Thrombosis 911, 1992
Subbaiah PV. Trans unsaturated fatty acids inhibit lecithin: cholesterol acyl transferase and alter its positional specifity. J Lipid Res. 39 : 1438-1447.
Sundram Kalyana, US2003198728, Increasing the HDL level and the HDL/LDL ratio in human serium by balancing saturated and polyunsaturated dietary fatty.
Susilawati. 1994. Isolasi Asam Lemak Omega-3 dan Bantalan Mata Ikan Tuna. Laporan Penelitian Pusat Antar Univer-sitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor, 106 hal.
Willett and Sacks, 324 N. Eng. J. Med. 121, 1991
Widyasari, R.I. (2005). Tips Mencegah Penyakit Jantung Koroner. Gaya Hidup. 8(4):16-17.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar